abdullohaja

Lidah ini hanya mampu terdiam Mata ini hanya mampu menangis Pikiran ini hanya mampu mengandai-andai Hati ini hanya mampu menahan pilu Raga ini terasa seperti lumpuh Sedikitpun tak mampu tuk ku gerakkan Jiwa ini terasa melayang Sedikitpun tak mampu untuk ku tenangkan Ketika ku dengar dan ku lihat Orang yang sangat aku cintai menangis karena keadaan yang sedang aku alami Apakah aku berdosa degan keadaan ini Aku sudah membuat kedua orang tua ku menangis Ya Alloh Ya Robbi ampunilah dosa ku Aku sayang orang tua ku Aku cinta orang tua ku Apapun akan aku lakukan untuk kedua orang tua ku Meski nyawa sebagai taruhannya akan aku jalani Orang tua ku adalah sosok teladan bagi ku Maafkan aku yang sudah membuat sedih Jangan mengis karena aku tak mampu menghapus air mata kalian Jangan menangis karena aku tak mampu menggantikan air mata kalian Aku berjanji tidak akan membuat kalian sedih ataupun menangis

Aku rindu kekeringan Aku rindu terik mu mentari Pancaran sinar mu membawa kami keheningan Dimana kamu berarada saat ini Apakah kamu tersandung oleh mendungnya awan? Kini bumi kami telah menjadi lautan lumpur Lautan penuh dengan kerusakan Kami saling teriak tapi tak mampu saling membantu Kami saling berebut karena tak mampu memberi Dulu kami tidur di kasur yang nyaman Kini kami terbaring di atas tikar yang kotor Derasnya air mengalir membawa nyawa saudara kami Kami tak mampu berbuat apa-apa Kami hanya mampu berdo’a Kalau api yang datang bisa kami lawan dengan air Kami sadar bahwa air tak mampu kami lawan Jika angin yang datang kami hanya mampu berpasrah Karena rusaknya kami sehingga kami juga dirusak oleh air Kami tak mampu menjaga lingkungan Kami sekarang rusak, rusak, dan rusak Banyak saudara kami kini kehilangan materi Kehilangan pikiran Kehilangan tenaga Bahkan kami kehilangan saudara kami Kami mengundang air dalam kehidupa