UNSUR EKSTRINSIK LASKAR PELANGI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pembuatan Makalah
Karya sastra Fiksi ( Novel ) merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya. Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan tertentu yang memberikan keasyikan pada pembacanya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius mempunya fungsi social, sedang novel hiburan hanya berfungsi personal. Bentuk sastra novel paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Syarat utama novel yang baik yaitu ia mesti menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang habis membacanya. Karya sastra (novel) dibangun oleh unsur-unsur instrinsik seperti peristiwa cerita (alur), tokoh cerita (karakter), tema, latar, sudut pandang dan gaya bahasa namun, unsur ekstrinsikpun tidak boleh dilupakan.Dalam pembahasan kali ini kami akan membahas tentang menganalisis tentang unsur ekstrinsik dalam novel yang dalam kajian dapat berbentuk nilai moral , nilai pendidikan, nilai sosial-budaya , nilai agama , nilai ekonomi dan nilai estetik .
Nilai-nilai adalah nasihat atau pelajaran berharga yang dapat diperoleh pembaca atau penikmat dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. Dengan pengertian ini, maka nilai-nilai dalam cerita memiliki persamaan dengan amanat yang sudah kita pelajari. Perbedaannya, kalau amanat adalah nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui tema cerita, sedang nilai-nilai adalah nasihat yang didapat oleh pembaca atau penikmat cerita (sastra atau nonsastra) dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. Amanat selalu terdapat pada cerita itu sendiri sehingga termasuk unsur intrinsik. Karena nilai-nilai diperoleh pembaca atau penikmat karya sastra dari cerita yang dibacanya, maka nilai-nilai dalam karya merupakan unsur luar (ekstrinsik) sastra. Selain itu, nilai-nilai yang diperoleh pembaca atau penikmat cerita dapat berbeda-beda antara pembaca atau penikmat yang satu dengan yang lain. Itulah sebabnya, nilai-nilai termasuk unsur ekstrinsik. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya.
Ruang Lingkup Pembuatan Makalah
Ruang Lingkup dalam makalah ini meliputi unsur ekstrinsik yang berupa unsur nilai meliputi:
Nilai Moral
Nilai Agama
Nilai Pendidikan
Nilai Ekonomi
Nilai Sosial
Nilai Budaya
Nilai Psikologi
Kritik Sosial
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Penulisan makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengkajian Prosa dan Fiksi yang mana dalam penulisannya memiliki beberapa tujuan penulisan antara lain:
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengkajian Prosa Fiksi
Agar lebih memahami materi Unsur Ekstrinsi yang berupa nilai-nilai dalam makalah ini
Agar Mahasiswa memahami tentang Unsur ekstrinsik berupa nilai yang terdapat pada Novel
Mahasiswa memahami tentang penerapan nilai-nilai dalam novel
II. PEMBAHASAN
Unsur Moral dalam Fiksi
2.1.1 Pengertian dan Hakikat Moral
Moral sama seperti halnya dengan tema , dilihat dari bentuk dikhotomi bentuk isi karya sastra merupakan unsur isi. Ia merupakan seseuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca , merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra , makna yang disarankan lewat cerita . Moral terkadang diidentikkan dengan pengertian tema walau sebenarnya tidak selalu menyaran pada maksud yang sama. Moral dan tema merupakan sesuatu yang terkandung , dapat ditafsirkan diambil dari cerita , dapat dipandang sebagai memiliki kemiripan. Namun , tema bersifat lebih kompleks daripada moral disamping tidak memiliki nilai langsung sebagai saran yang ditunjukan kepada pembaca. Moral, dengan demikian dapat dipandang sebagai salah satu wujud tema dalam bentuk yang sederhana , namun tidak semua tema merupakan moral ( Kenny , 1996 : 89 ).
Secara umum moral menyarankan pada pengertian ( ajaran tentang ) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan , sikap , kewajiban, dan sebagainya ; akhlak, budi pekerti, susila ( KBBI : 1994 ). Istilah “ bermoral “, misalnya : tokoh bermoral tinggi , berarti mempunyai pertimbangan baik dan buruk. Namun, tidak jarang pengertian baik dan buruk itu sendiri dalam hal-hal yang bersifat relatif. Artinya, suatu hal yang dipandang baik oleh orang satu atau bangsa pada umumnya belum tentu sama bagi orang lain atau bangsa yang lain. Pandangan seseorang tentang moral, nilai-nilai, dan kecenderungan-kecenderungan, biasanya dipengaruhi oleh pandangan hidup ( way of life ) bangsanya.
Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan , pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran. Hal inilah yang ingin disampaikan kepada pembaca . Menurut Kenny ( 1996 : 89 ), moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat ditafsirkan lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Sebuah karya sastra fiksi ditulis oleh pengarang untuk menawarkan model kehidupan yang diidealkan. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangan tentang moral. Melalui cerita , sikap dan tingkah laku pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan yang disampaikan dan diamanatkan. Karya sastra fiksi senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan , memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada hakikatnya bersifat universal , artinya sifat itu dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia sejagad. Ia tidak hanya bersifat kesebangsaan, apalagi keseorangan, walau memang terdapat ajaran moral-kesusilaan yang hanya berlaku dan diyakini oleh kelompok tertentu. Sebuah karya fiksiyang menawarkan pesan moral yang bersifat universal, biasanya akan diterima kebenarannya secara universal pula dan memungkinkan untuk menjadi sebuah karya yang bersifat sublim-walau untuk yang disebut terakhirjuga (terlebih) ditentukan oleh berbagai unsur instrinsikyang lain.
Jika di depan dikemukakan bahwa kebenaran dalam karya sastra tidak harus sejalan dengan kebenaran yang ada di dunia nyata, hal itu pada hakikatnya juga menyaran pada adanya pesan moral tertentu. Pesan moral sastra lebih memberatkan pada sifat sifat kodrati manusia yang hakiki, bukan pada aturan-aturan yang dibuat, ditentukan, dan dihakimi oleh manusia.
Seperti cerita pada novel karya Andrea Hirata yang berjudul Laskar Pelangi , novel ini bercerita tentang nilai akhlak dan budi pekerti ketika ada sebuah pelajaran agama yang diajarkan oleh bu Mus sebagai gurunya dengan menceritakan saling-niscaya-Nya kewajiban ritual dan pengabdian sosial. Sekali waktu Bu Mus berkata, “Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak.” Di lain waktu Bu Mus menyitir perkataan khalifah Umar bin Khatab, “Barangsiapa yang kami tunjuk sebagai Amir (pemimpin) dan kami telah tetapkan gajinya untuk itu, maka apa pun yang diterima selain gajinya itu adalah penipuan.” Dengan begitu Bu Mus sedang menanamkan kesalehan pribadi sekaligus sosial. Sementara itu Pak Harfan mengajarkan, bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama.
Selain nilai moral yang terdapat dalam novel ini ada pula nilai yang terkandung dalam cerita ini yaitu nilai pendidikan yang sangat tinggi , nilai religuitas yang diceritakan dan dinasehatkan oleh gurunya dan nilai ekonomi yang sangat kental yang membedakan antar keturunan dan pekerjaannya .
2.1.2 Jenis dan Wujud Pesan Moral
Jika tiap karya fiksi masing-masing mengandung dan menawarkan pesan moral, tentunya banyak sekali jenis dan wujud ajaran moral yang dipesankan. Dalam sebuah karya fiksi pun, khususnya novel-novel yang relatif panjang, sering terdapat lebih dari satu pesan moral-untuk tidak mengatakan terdapat banyak pesan moral yang berbeda. Hal itu belum lagi berdasarkan pertimbangan dan atau penafsiran dari pihak pembaca yang juga dapat berbeda-beda baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Jenis dan atau wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes pengarang yang bersangkutan.
Jenis ajaran moral itu sendiri dapat mancakup masalah, yang boleh dikatakan bersifat tak terbatas. Ia dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan, seluruh persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia. Secara garis besar persoalan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dibedakan ke dalam persoalan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial termasuk hubungannya dengan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Jenis hubungan-hubungan tersebut masing-masing dapat dirinci ke dalam detil-detil wujud yang lebih khusus.
Sebuah novel tentu saja dapat mengandung dan menawarkan pesan moral itu salah satu, dua, atau ketiganya sekaligus, masing-masing dengan wujudbdetil khususnya. Namun demikian, sama halnya dengan adanya beberapa tema dalam sebuah novel yang terdiri dari tema utama (mayor) dan tema-tema tambahan ( minor), pesan moral pun dapat digolongkan ke dalam yang utam dan yang sampingan itu. Persoalan yang dihaddapi pembaca kemudian adalah: mampukah a menemukan dan mengenali pesan pesan moral itu, dan kalau mungkin menganbil hikmahnya.
Persoalan manusia dengan dirinyabsendiri dapan bermacam-macam jenis dan tingkat intensitasnya. Hal itu tentusaja tidak lepas dari kaitannya dengan persoalan hubungan antara sesama dan dengan Tuhan. Pemisahan itu hanya untuk memudahkan pembicaraan saja. Ia dapat berhubung dengan masalah-masalah seperti eksistensi diri, hargadiri, rasa percaya diri, takut, maut, rindu, dendam, kesepian, keterombang ambingan antara beberapa pilihan, dan lain lain yang lebih bersifat melibatkan ke dalam diri dan jiwa seorang individu.
Seperti dalam novel laskar pelangi , kental sekali ajaran pendidikan moral akhlak dan budi pekerti serta kerendahan diri seperti dalam kutipan cerita berikut : Orang Cerdas memahami konsekuensi setiap jawaban dan menemukan bahwa di balik sebuah jawaban tersembunyi beberapa pertanyaan baru. Pertanyaan baru terebut memiliki pasangan sejumlah jawaban yang kembali akan membawa pertanyaan baru dalam deretan eksponental. Sehingga mereka yang benar-benar cerdas kebanyakan rendah hati, sebab mereka gamang pada akibat dari sebuah jawaban . Konsekuensi-konsekuensi itu mereka temui dalam jalur-jalur labirin , jalur yang jauh menjalar-jalar, jalur yang dikenal di lokus-lokus antah berantah , tiada berujung. ( halaman 111 – 112 )
2.2 Pesan Moral dan Kritik Sosial
Pesan Moral termasuk didalamnya bersifat keagamaan, sosial-budaya , ekonomi , pendidikan dan kritik sosial banyak ditemukan dalam karya fiksi atau genre sastra yang lain. Kelima hal tersebut merupakan “ lahan “ yang banyak memberikan inspirasi bagi para penulis , khususnya penulis karya sastra modern. Hal itu mungkin dapat disebabkan banyaknya masalah kehidupan yang tidak sesuai dengan harapan, kemudian mereka mencoba menawarkan sesuatu yang diidealkan.
2.2.1 Pesan Moral
2.2.1.1 Nilai Moral
Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai atau etika. Nilai moral dalam cerita bisa jadi nilai moral yang baik, bisa pula nilai moral yang buruk/jelek.
Dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea nilai Moral terdapat pada kutipan :
Bapak yang jahitan kerah kemejanya telah lepas itu bercerita tentang perahu nabi Nuh serta pasangan-pasangan binatang yang selamat dari banjir bandang.
“ Mereka yang ingkar telah diingatkan bahwa air bah akan datang ...., “ demikian ceitanya dengan penuh penghayatan .
Sebuah kisah yang sangat mengesankan . Pelajaran Moral pertama bagiku adalah : Jika tak rajin shalat , pandai-pandailah berenang. ( Halaman 22 )
Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika berkorban demi sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah sebanyak-banyaknya , bukan menerima sebanyak-banyaknya. (Halaman 24)
A kiong semakin senang . Ia masih lama sekali tek menjawab tek menjawab . Ia tersenyum lebar, matanya yang sipit menghilang. Pelajaran Moral nomor dua : Jangan tanyakan nama dan alamat pada orang yang tinggal dikebun. ( Halaman 27)
Kemampuan burung ini berakrobat menyebabkan ahli ornitologi Inggris menambahkan nama hanging pada nama gaulnya itu. Jika keadaan sudah aman kawanan ini akan menukik tajam menuju dahan-dahan , fillicium dan tanpa ampun dengan paruhnya yang mampu memutuskan kawat secepat kilat , unggas kecil ini menjarah buah-buah kecil fillicium dengan kepala waspada menoleh ke kiri dan kanan. Pelajaran Moral nomor tiga : Jika Anda cantik , seumur hidup tak tenang.
Dan ternyata jika hati kita tulus berada didekat orang berilmu, kita akan disinari pancaran pencerahan , karena seperti halnya kebodohan , kepintaran pun sesungguhnya lebih mudah menjalar . ( Halaman 111)
Maka hanya nasib yang menentukan apakah bakat seseorang tersebut pernah ditemukan atau tidak , Pelajaran Moral nomor empat : Ternyata nasib yang sangat misterius itu adalah seorang pemandu bakat ! ( Halaman 129)
“ Pelangi sebenarnya adalah sebuah lorong waktu !” (Halaman 161)
“ Jangan Kau campur adukkan inmajinasi dan dusta , kawan . Tahukah engkau, kebohongan adalah pantangan kita, larangan itu bertalu-talu disebutkan dalam buku Budi pekerti Muhamadiyah. ( Halaman 186)
“ Bukan karena karyamu tidak bermutu , tapi dalam bekerja apapun kita harus memeliki disiplin “ ( Halaman 190 )
Selain itu menggaruk hanya makin memperparah keadaan , maka kami bertahan dalam penderitaan. ( Halaman 241 )
Satu pelajaran berharga , orang yang jatuh cinta adalah orang yang egois. (Halaman 258)
“ Tabahlah kawan , ambil semua risiko , begitulah hidup,” demikian barangkali maksudnya. ( Halaman 265)
Setelah Wak haji selesai mengumandangkan azan baru kurasakan jiwa dan ragaku bersatu. ( Halaman 284)
Aku belajar berjiwa besar , berusaha memahami konsep virtual dan fisik dalam hubungan emosional. ( Halaman 336)
“ Cita-cita adalah do’a, Dan ,”begitulah nasihat bijak dari Sahara.”
“ Melawan guru sama hukumannya dengan melawan orangtua, durhaka ! Siksa dunia yang segera kau terima adalah burut ! Pangkal pahamu akan membesar seperti timun suri hingga langkahmu ngangkang !” ( Halaman 351)
Pembangkang bukanlah hal yang biasa diperguruan kami. Kami tak pernah sekalipun dengan sengaja menyatakan pembangkangan , kami bahkan memanggil guru kami ibunda guru. ( Halaman 355)
Ia memiliki kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Ia cantik dan sangat rendah hati, sehingga kami betah didekatnya. Ia tak pernah segan menolong dan selalu rela berkorban. Terbukti bahwa dibalik sifatnya tersimpan kebaikan hati yang besar. (Halaman 359)
VINI , VIDI , VICI artinya AKU DATANG , AKU LIHAT , AKU MENANG . (Halaman 365)
Hari ini aku belajar bahwa setiap orang , bagaimana pun terbatas keadaannya m berhak memiliki cita-cita dan keinginan yang kuat untuk mencapai cita-cita itu mampu menimbulkan prestasi-prestasi lain sebelum cita-cita sesungguhnya tercapai. (Halaman 383)
Sekolah itu demikian teduh dalam kiprahnya, tenang dalam kesahajaannya dan tentram dalam kemiskinannya. (Halaman 401)
“ Tolong bilang pada pria tengik ini, saya tak ‘kan pernah meninggalkan bu Muslimah dan sekolah Muhamadiyah.... “ (Halaman 403)
Tapi yang pasti pengalaman selalu menunjukan bahwa hidup dengan usaha adalah mata yang ditutup untuk memilih buah-buahan dalam keranjang. Buah apapun akan didapat kita akan mendapat buah. Sedangkan hiudp tanpa usaha adalah mata yang ditutup untuk mencari kucing hitam didalam kamar gelap dan kuncinya tidak ada . (Halaman 476)
Nasib adalah setiap deretan titik-titik yang dilalui sebagai akibat dari setiap gerakan-gerakan konsisten usahanya dan takdir adalah ujung titik-titik itu.(Halaman 477)
Orangtua mana yang mampu menolak kasih sayang anaknya , Mesakipun rasa sayang itu berlebihan ? Mungkin ia lebih rela gila daripada membiarkan ananknya berteriak memerlukannya sepanjang waktu . ( Halaman 449)
Fondasi budi pekerti islam dan kemuhamadiyahan yang telah diajarkan kepada kami tak akan pernah berbelok jauh dari tuntunan islam bagaimanapun ibadahku sering berflukturasi dalam kisaran yang lebar. ( Halaman 487)
“Pendapatku adalah wajahnya itu persis benar dengan wajah orang yang sama sekali tidak pernah shalat “ ( Halaman 494)
2.2.1.2 Nilai Religiusitas (Agama)
Kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah suatu keberadaan sastra itu sendiri . Bahkan, sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. (Mangunwijaya 1982:11) Agama menunjukan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum resmi. Religiositas dipihak lain melihat aspek yang dilubuk hati , riak getaran nurani pribadi , totalitas dalam kedalaman diri pribadi manusia. Dengan demikian religius bersifat mengatasi lebih dalam dan lebih luas dari agama yang tampak formal dan resmi . (Mangunwijaya 1982:11-2).
Dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata nilai religus terdapat pada kutipan :
Lalu persis dibawah matahari tadi tertera huruf-huruf arab gundul yang nanti setelah aku kelas dua , setelah aku pandai membaca bahasa arab, aku tahu bahwa tulisannya berbunyi amar makruf nahi munkar artinya : “ menyuruh kepada yang makhruf dan mencegah dari yang munkar . ( Halaman 19 ).
Selain itu ada lagui kutipan yang berhubungan dengan nilai agama pada novel ini yang mengandung nilai religius terdapat pada kutipan :
“ Shalatlah tepat waktu , biar dapat pahala lebih banyak ,” demikian bu Mus menasehati kami. ( halaman 31 ).
Tuhan memberkahi Belitong dengan timah bukan agar kapal yang berlayar ke pulau tidak menyimpang kelaut Cina Selatan , tetapi timah dialir-kan kesana untuk menjadi mercusuar bagi penduduk pulau itu sendiri. Adakah mereka telah semena-mena pada rezeki Tuhan nanti terlunta-lunta dikala Tuhan menguji bangsa Lemuria? (halaman 37-38)
Beliau menyetirkan perkataan Khalifah Umar bin Khatab “ Barang siapa yang kami tunjuk sebagai amir dan telah kami tetapkan gajinya untuk itu , maka apapun yang diterima selain gajinya itu adalah penipuan ! “ ( halaman 70-71)
Tempat diatas langit ketujuh, tempat kebodohan bersemanyam adalah metafor dari suatu tempatg penanya dimana manusia tak bisa mempertanyakan zat-zat Allah . Setiap usaha mempertanyakan hanya berujung dengan kesimpulan yang mempertontonkan kemahatolan sang sendiri . Maka semua jangkauan akal telah berakhir dilangit ketujuh tadi. Ditempat asing tersebut barangkali Arasy disana kembali metafor keagungan Tuhan bertakhta. Dibawah takhta-Nya tergelar Lauhul Mahfuzh muara dari segala cabang anak-anak sungai ilmu dan kebijakan , kitab yang telah mencatat setiap lembar daun yang akan jatuh , ia juga menyimpan rahasia kemana nasib akan membawa sepuluh siswa baru , didalam tempurung kepalanya yang ditumbuhi rambut gimbal awut-awutan itu tersimpan otak yang encer sekali. ( Halaman 108-109)
“ Al-Quran kadang kala menyebut nama tempat yang harus diterjemahkan dengan teliti .....“ ( Halaman 110 )
“ Sabarlah anakku , pertanyaanmu menyangkut penjelasan tafsir surah Ar-Ruum dan itu adalah ilmu yang telah berusia paling tidak seribu empat ratus tahun. Tafsir baru akan kita diskusikan nanti kalau kelas dua SMP ... “ ( Halaman 110 – 111 ).
Lalu pilihan itu seharusnya menentukan perilaku dalam menghargai hidup ini. Jika anda seorang darwinian , silakan berperilaku seolah tak ada tuntutan akhirat , karena bagi anda kitab suci yang memaktub bahawa manusia berasal dari Nabi Adam adalah dusta. Tetapi jika anda seorang religius maka anda tahu bahwa teori evolusi itu palsu, dan ketika Anda tak kunjung mempersiapkan diri untuk dihisab nanti dalam hidup setelah mati , maka dalam hal ini Anda tak lebih dari seorang sekuler oportunitis yang akan dibakar didasar neraka. ( Halaman 121 ).
Sahara asyik menyulam kruistik kaligrafi tulisan arab Kulil Haqqu Walau Kana Murron yang artinya : Katakan kebenaran walaupun itu pahit . ( Halaman 130 )
Dan agaknya dulu memang telah diatur dari jauh-jauh hari sebelim mereka bermetamorfosis, telah tercatat di Lauhul Mahfuzh saat mereka masih meringkuk berbedak-bedak tebal dalam gulungan-gulungan daun pisang, bahwa sore ini mereka akan menari-nari di pucuk fillicuium , bersenda gurau untuk memberiku pelajaran tentang keagungan Tuhan. (Halaman 158-159 )
Azan Maghrib menggema dipantulkan tiang-tiang tinggi rumah panggung orang melayu , sahut-menyahut dari masjid ke masjid . Sang lorong waktu perlahan hilang ditelan malam. Kami diajari tak bicara jika azan berkumandang ( Halaman 162 )
Surga begitu sepi , tapi aku ingin tetap disini karena kuingat janjimu Tuhan, kalau aku datang dengan berjalan ,ENGKAU akan menjemputku dengan berlari-lari . ( Halaman 182 )
“ Jaga Adatmu dimuka kitab Allah anak muda !!! “ ( Halaman 253 )
“ Hiduplah hanya dari ajaran Al-Quran , hadist dan Sunatullah , itulah pokok tuntunan Muhammadiyah . InsyaAllah nanti setelah engkau besar engkau dilimpahkan rezeki yang halal dan pendamping hidup yang sakinah “ ( Halaman 350 )
“ Camkan ini anak muda , tidak ada hikmah apapun dari kemusyrikan , yang engkau dapat dari praktik-praktik klenik itu dalah kesesatan yang semakin lama semakin dalam karena sifat syirik yang berlapis-lapis . Iblis mengipas-ngipasimu setiap kali kau kipasi bara api kemenyan-kemenyan itu “ ( Halaman 352)
Kami dibukakan Allah sebuah lembar kitab yang nyata bahwa kuasa-Nya demikian besar tak terbatas . ( Halaman 409)
Tak lama kemudian seberkas sinar menyelinap diantara gumpalan awan hitam , mengintip gumpalan-gumpalan yang kelam memudar. Meskipun kami tahu sedang ada diperairan mana namun kami bersyukur kepada Allah berulang0ulang, bahkan menangis haru. ( Halaman 412)
Ada sebuah pengaruh mistis dan udara kuburan . Ada Rasa kemurtadan , pengkhianatan dan pembangkangan pada Tuhan. Ada jerit kesakitan dari binatang yang dibantai untuk ritual sesat dan tercium bau amis darah , bau mayat-mayat lama yang sengaja tak dikubur , bau asap dupa untuk memanggil iblis dan bau ancaman kematian. (Halaman 414)
Lihatlah wahai manusia-manusia cacing tak berguna , siapapun , kasat atau siluman tak sanggup melawanku. Aku telah membinasakan iblis-iblis dari dasar neraka untuk membuat keajaiban yang mengembalikan hukum alam. ( Halaman 420)
Ia dipilih Allah untuk diselamatkan. A kiong makhluk pendusta agama ini , bagian dari sebagian orang yang amat beruntung mendapatkan maghfirah (*ampun-maaf) . (Halaman 464)
Lalu setelah belasan tahun mengumpulkan keberanian , pada suatu malam dengan basmallah ia menjumpai wanita itu dan langsung didepan orangtuanya menyatakan keiinginan melamar. Ia pasrahkan semua keputusan kepada Allah . (Halaman 465)
Kini mereka telah menjadi orang islam yang taat menjauhkan diri dari syirik. (Halaman 474)
Orang islam tidak diperbolehkan mempercayai ramalan namun inginrasanya mengenang mimpi Mahar bertahun-tahun yang lalu di gua gambar tentang kehancuran sebuah kekuatan besar di Belitong. ( Halaman 482)
Nilai Pendidikan ( Edukatif )
Nilai yang berkaitan dengan pendidikan dan ilmu pengetahuan di dalam kehidupan baik pendidikan formal , informal dan non-formal.
Dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata nilai pendidikan terdapat pada kutipan :
Beliau menorehkan benang merah kebenaran hidup yang sederhana melalui kata-katanya yang ringan namun bertenaga seumpama titik-titik air hujan. Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang atas petuahnya tentang kami pelajaran pertama tentang ketekunan , tentang keingan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bisa demikian bahagia dalam keterbatasan jika berkorban demi sesama. Lalu beliau menyampaikan sebuah prinsip yang diam-diam menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah sebanyak-banyaknya , bukan menerima sebanyak-banyaknya. ( Halaman 24)
Bagi kami Pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang seseungguhnya . Merekalah mentor , penjaga , sahabat, pengajar dan guru spritual. Mereka yang menjelaskan secara gamblang implikasi amar makhruf nahi mungkar sebagai pegangan moral kami sepanjang hayat . Mereka mengajari kami membuat rumah-rumahan dari perdu apit-apit , mengfusap luka-luka dikaki kami , membimbing kami cara mengambil wudhu, melongok ke dalam sarung kami ketika kami disunat, mengajari kami doa sebelum tidur , memompa ban sepeda kami dan kadang-kadang membuatkan kami air jeruk sambal.
Mereka adalah ksatria tanpa pamrih , pangeran keihlasan dan sumur jernih pengetahuan diladang yang ditinggalkan . Sumbangan mereka laksana manfaat yang diberikan pohon fillicium yang menaungi atap kelas kami. Pohon ini meneduhi kami dan dialah saksi seluruh drama ini. Seperti guru-guru kami , fillicium memberi nafas kehidupan bagi ribuan organisme dan menjadi tonggak penting mata rantai ekosistem. ( Halaman 32-33)
Suatu hari pada pelajaran budi pekerti kemuhamadiyahan , Bu Mus menjelaskan tentang karakter yang dituntut islam dari seorang amir. Amir dapat berarti seorang pemimpin. Beliau menyetir prkataan Khalifah Umar bin Khatab.
“ Barang siapa yang kami tunjuk sebagai amir dan telah kami tetapkan gajinya unbtuk itu, maka apapun yang ia terima selain gajinya itu adalah penipuan ! “
Kata-kata itu mengajarkan arti penting memegang amanah sebagai pemimpin dan Al-Quran mengingatkan bahwa kepemimpinan seseorang akan dipertanggungjawabkan nanti diakhirat.... “ ( Halaman 70-71)
Hari ini kami mendapatkan pelajaran penting tentang demokrasi, yaitu bahwa ternyata prinsip-prinsipnya tidak efektif untuk suksesi jabatan kering. Bu Mus menghampirinya dengan lembut sambil tersenyum jenaka.
“ Memegang amanah sebagai pemimpin memang berat tetapi jangan khawatir banyak orang yang akan mendoakan. Tidakkah Ananda sering mendengar diberbagai upacara petugas sering mengucap do’a : Ya Allah , Lindungi para pemimpin kami ? jarang sekali kita mendengar do’a : Ya Allah , Lindungi anak-anak buah kami ... “ ( Halaman 73-74)
Disekolah ini aku memahami arti keikhlasan, perjuangan dan integritas. Lebih dari itu , perintis perguruan ini mewariskan pelajaran yang amat berharga dengan ide-ide besar Islam yang mulia , kemulian untuk merealisasi ide itu meskipun tak putus-putus dirundung kesulitan, dan konsep menjalani hidup dengan gagasan memberi manfaat sebesar-besarnya untuk orang lain melalui pengorbanan tanpa pamrih. (Halaman 84-85)
Belajar adalah hiburan yang membuatnya lupa pada seluruh penat dan kesulitan hidup. Buku baginya adalah obat dan sumur kehidupan yang airnya selalu memberi kekuatan baru agar ia mampu mengayuh sepeda menantang angin setiap hari. Jika berhadapan dengan buku ia akan terisap oleh setiap kalimat ilmu yang dibacanya ., ia tergoda dengan sayap-sayap kata yang diucapkan oleh para cendikia, ia melirik maksud tersembunyi dari sebuah rumus, sesuatu yang mungkin tak kasat mata oleh orang lain.
Lalu pada suatu ketika, saat hari sudah jauh malam di bawah temaram sinar lampu minyak ditemani deburan ombak pasang, dengan wajah mungil danmatanya yang berbinar-binar , jari-jari kurus lintang mebentang lembar demi lembar buku lusuh stensilan berjudul astronomi dan ilmu ukur. Dalam sekejap ia tenggelam dilamun kata-kata ajaib pembangkangan Galileo Galellie terhadap kosmologi Aristoteles , ia dimabuk rasa takjub pada gagasan gila para astronom zaman kuno yang terobsesi ingin mengukur jarak bumi ke Andromeda dan nebula-nebula triangulum, Lintang menahan nafas ketika membaca bahwa gravitasi dapat dibelokkan cahaya saat mempelajari tentang analisis sprektal yang dikembangan untuk studi bintang dan gemintang dan juga saat tahu mengenai teori Edwin Hubble yang menyatakan bahwa alam hidup mengembang semakin membesar. ( Halaman 100-101 )
Ia dengan cepat segera menguasai dekomposisi tetrahedral yang rumit luar biasa, aksioma arah dan teorema Phytagorean. Materi ini sangat jauh melapaui tingkat usia dan pendidikannya. Ia merenungkan ilmu yang amat menarik ini. Ia melamun dalam lingkar temaran lampu minyak. Dan tepat ketika itu, dalam kesepian malam yang mencekam , lamunannya sirna karena ia terkejut menyaksikan keanehan diatas lembar-lembar buram dibacanya. Ia terheran-heran menyaksikan angka-angka tua yang samar dilembaran itu seakan-akan bergerak hidup, menggeliat , berkelap-kelip , lalu menjelma menjadi kuang-kunang yang ramai memasuki pori-pori kepalanya. Ia tak sadar bahwa saat itu arwah para pendiri geometri sedang senyum padanya Copernicus serta Lucretius sedang duduk disisi kiri dan kanannya . Disebuah rumah panggung sempit disebuah keluarga Melayu pedalaman yang sangat miskin nun jauh dipinggir laut , seorang genius
Gapailah awan dalam lapisan troposfer lalu naiklah terus menjuj stratosfer menembus lapisan ozon , ionosfer dan bulan-bulan diplanet yang asing. Maka meluncurlah teru sampai dimana gravitasi bumi sudah tidak perduli. Arungi samudra bintang gemintang dalam suhu dingin yang mampu meledakkan benda padat . Lintasi hujan meteor sampai tiba di ekosfer – lapisan paling luar atmosfer dengan bentangan selebar 1.200 kilometer, dan teruslah melaju menaklukkan langit ketujuh. ( Halaman 103-104)
Kami bersorak untuk pertama kalinya , kami mengerti arti adnal ardli yaitu tempat yang dekat atau rendah dibumi dalam konteks tafsir , tak lain dari Byzantium di kekaisaran Roma sebelah timur . Kami bersorak dan tentu bukan karena Adnal Ardli , apalagi Byzantium yang merdeka, tapi karena kagum dengan sikap Lintang menantang intelektualitasnya sendiri. Kami merasa beruntung menjadi saksi bagaimana seseorang tumbuh dalam evolusi intelegensi. Dan ternyata jika hati kita tulus berada didekat orang berilmu, kita akan disinari pancaran pencerahan , karena seperti halnya kebodohan , kepintaran pun sesungguhnya lebih mudah menjalar . ( Halaman 111)
Orang cerdas memahami konsekuensi setiap jawaban dan menemukan bahwa dibalik sebuah jawaban tersembunyi beberapa jawaban baru. Pertanyaan baru tersebut memiliki pasangan sebuah jawaban yang akan kembali membawa pertanyaan baru dalam deretan eksponensial. ( Halaman 111)
Mereka hidup didalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat diatas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai pada batas lingkaran cahaya senter itu. Diluar itu adalah gelap . Mereka selalu berbicara keras-keras karena takut akan kegelapan yang mengepung mereka. Bagi sebagian orang , ketidaktahuan adalah berkah yang tak terkira.
Aku pernah mengenal berbagai jenis orang cerdas . Ada orang yang genius yang menerangkan jika menerangkan sesuatu lebih bodoh dari orang bodoh. Semakin ia berusaha menjelaskan semakin bingung dibuatnya. Hal ini biasanya dilakukanoleh mereka yang sangat cerdas . Ada pula yang kurang cerdas , bahkan bodoh sebenarnya tapi kalau bicara ia terlihat yang paling pintar . Ada orang yang memiliki kecerdasan sesaat, kekuatan menghafal yang fotografis, namun tanpa kemampuan analisis. Ada juga yang cerdas tapi berpura-pura bodoh dan lebih banyak lagi yang bodoh tapi berpura-pura cerdas. ( Halaman 113)
Ia sering membuat permainan dan mendesain visualisasi guna menerjemahkan rumus geometris pada tingkat keulitan yang sangat tinggi. Tujuannya agar gampang disimulasikan sehingga kami sekelas dapat dengan mudah memahami teorema kupu-kupu atau teorema Moley yang menyatakan bahwa pertemuan segitiga yang ditarik dari trisektor segitiga bentuk apapun akan membentuk segitiga inti yang sama sisi . Semua itu dilengkapi dengan bukti-bukti matematis dalam jangkauan analisis yang melibatkan kemampuan logika yang sangat tinggi. ( Halaman 114)
Sadarkah kau bahasa apapun didunia ini , dimanapun , mulai dari bahasa Najavo yang dipakai sebagai sandi tak terpecahkan diperang dunia kedua, bahasa Gaelic yang amat langka , bahasa Melayu Pesisir yang berayun-ayun sampai bahasa Mohican yang telah punah , semuanya adalah kumpulan kalimat dan kalimat tak lain adalah kumpulan kata-kata. Paham kau sampai disini ? ( Halamam 116)
Belajar kata terlebih dahulu bukan belajar bahasa, itulah inti paradigma belajar bahasa inggris versi Lintang . Sebuah ide cemerlang yang hanya terfikirkan oleh orang-orang yang memahami prinsip-prinsip belajar bahasa. Dengan paradigma ini aku mengalami kemajuan pesat, bukan hanya aku dapat mempelajari bahasa inggris dengan bantuan analogi bahasa Indonesia , tapi petuahnya mampu melenyapkan sugesti kesulitan belajar bahasa inggris yang umum melanda siswa-siswa daerah. Bahwa bahasa. Baik lokal maupun asing adalah permainan kata-kata , tak lebih dari itu. ( Halaman 117)
Lintang memasuki suatu tahap kreatif yang melibatkan instuisi dan mengembangkan fikiran divergen yang orisinil. Ia menggali rasa ingin tahu dan tak henti-hentinya mencoba. Indikasi kegeniusannya dapat dilihat dari kefasihannya dalam berbahasa numerik yaitu ia terampil memproses sebuah pernyataan matematis mulai dari hipotesis sampai pada kesimpulan. Ia membuat penyangkalan berdasarkan teorema bukan hanya pembuktian kesalahan apalagi simulasi. Dalam usia muda ini ia telah memasuki area yang amat teoritis