PUISI PERPISAHAN "PUTIH ABU-ABU TERSIMPAN"

Ribuan jalan telah kita lewati
Berbagai rintangan telah kita lalui
Penuh wewangian bungan maupun bertabur duri
Kini masanya putih abu-abu tersimpan di hati
Saat perpisahan harus menyapa
Aku tak ingin ada air mata
Aku tak ingin ada duka di antara kita
Meski raga tak lagi bersama
Canda dan tawa menjadi sirna
Namun hati kita akan tetap bersama


Tersebut namamu tiga tahun berlalu
Memberi suara dalam hati yang bisu
Tak kusangka semuanya akan berlalu
Ketika harus terucap salam perpisahan
Bersama guru dan segenap kawan
Kuhaturkan terima kasih padamu wahai guruku
Tanpamu aku tak bisa terbang sampai ke langit
Di sudut dada kiri kami, namamu telah membeku menjadi satu
Maafkan kami telah membuatmu kecewa
Maafkan kami atas lisan tak bertuan
Maafkan kami atas sikap tak berkelakuan


Wahai sahabat coba kau tengok sosok yang mendampingimu
Wajahnya yang mulai keriput karena panasnya sang surya
Lumpur dan peluh telah menjadi pakaiannya
Pegal dan linu telah menjadi santapannya
Aku anakmu yang belum cukup berbakti
Aku anakmu yang tidak tahu diri
Namun engkau malah tersenyum sembari mengelus dan berkata
"Sampai kapanpun engkau anakku yang kubanggakan "