KETERAMPILAN MEMBACA: MEMBACA PEMAHAMAN
Pengertian Membaca
Pemahaman Secara Garis Besar
Membaca pemahaman adalah suatu proses untuk mengenali atau
mengidentifikasi teks, kemudian mengingat kembali isi teks. Membaca pemahaman
juga dapat berarti sebagai suatu kegiatan membuat urutan tentang
uraian/menggorganisasi isi teks, bisa mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa
yang tersurat atau tersirat dalam teks.
Sedangkan pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Pemahaman
atau comprehension, adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail
penting, dan seluruh pengertian.
Membaca pemahaman (reading for understanding) yang di maksudkan
di sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
1. standar atau norma-norma sesastra (letery standards)
2. resensi kritis (critical
review)
3. drama tulis (printed
drama)
4. pola-pola fiksi (patterns
of fiction)
Kata memobilisasi
pengetahuan dapat di artikan dengan menciptakan pemahaman pribadi atau sudut
pandang. Dari perumpamaan susunan kalimat “memobilisasi
pengetahuan” saja bisa menghasilkan sekian model bacaan yang akan menjadi
sekian sudut pandang dan sudah jelas akan menjadi bahan keputusan untuk
bertindak. Dalam hal ini menciptakan pemahaman adalah bagaimana anda
merefleksikan pengetahuan yang sifatnya ‘generally applicable’ di atas menjadi
‘specifically applicable’ dengan setting persoalan mikro: anda dengan wilayah
operasi dan konsentrasi. Pemahaman inilah yang akan menikahkan antara apa yang anda
ketahui dari materi tangible dan materi intangible yang bekerja di lapangan.
Orang sering merasa bahwa pengetahuannya tidak berguna karena
tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan padahal yang belum diperoleh adalah
pemahaman. Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang
menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut
sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa
tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam
penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa
aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahas adalah keterampilan membaca.
Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut
membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan
yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan
sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima,
menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan.
Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada
sekolah (Tompubolon: 1987). Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik
skema merupakan salah satu upaya tepat karena dengan teknik skema yang harus menghubungkan pengalamannya dengan
pengalaman yang ada dalam buku teks.
Definisi Membaca Pemahaman Menurut Para Ahli
Webster Collegiate Dictionary menawarkan definisi ini: “kapasitas pemikiran untuk memahami
dan mengerti”. Membaca pemahaman, maka, akan menjadi kapasitas untuk menerima
dan memahami makna yang disamapaikan oleh teks.
Banyak definisi membaca
pemahaman yang disampaikan oleh para ahli. Definisi itu secara umum mempunyai
arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara langsung yang ada dalam
teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks.
Pendapat-pendapat yang
mendukung definisi itu diantaranya adalah:
Rubin (1993: 194) mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif. Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension).
Rubin (1993: 194) mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalah proses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif. Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension).
Beberapa kemampuan yang
ada dalam membaca literal, interpretatif, kritis, dan kreatif dapat diuraikan
lebih rinci lagi mulai dari definisi sampai dengan aktivitasnya. Penjelasan
tentang definisi dan aktivitasnya tersebut, Syafi’ie (1999: 31) mengatakan
bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau
disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memamhami
arti kata, kalimat dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya.
Dalam pemahaman literal ini tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi
inforasi bacaan. Yang terjadi hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis
dalam bacaan. Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan kata
tanya apa, siapa, kapan, bagaimana, mengapa.
Membaca interpretatif
merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh
penulis dalam teks bacaan. Kegiatan ini lebih dalam lagi bila dibandingkan
dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa
yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga
mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat. Menurut Syafi’ie
(1999:36) pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang
aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi, memahami
hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan
baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan.
Membaca kritis merupakan
membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan
dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu. Oleh para
ahli membaca kritis ini dipandang sebagai jenis membaca tersendiri sehingga
para ahli membuat definisi yang redaksinya berbeda-beda.
Menurut Burns (1996:278)
membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan
yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan
tentang keakuratan, dan kesesuaian. Pembaca kritis harus bisa menjadi pembaca
yang aktif, bertanya, meneliti fakta-fakta, dan menggantungkan
penilaian/keputusan sampai ia mempertimbangkan semua materi.
Membaca kreatif merupakan
tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level
ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan imajinasinya. Dalam membaca
kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan,
pengalaman dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa
menghasilkan gagasan-gagasan baru. Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie
(1999:36) dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian
menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang
dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri
untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-pola pikiran baru.
Sistem dalam Membaca Pemahaman
Membaca
pemahaman berkaitan erat dengan usaha memahami hal-hal penting dari apa yang
dibacanya. Yang dimaksud membaca pemahaman atau komprehensi adalah kemampuan
membaca untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh pengertian.
Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan mengingat bahan yang dibacanya.
Usaha efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan:
a.
Mengorganisasikan bahan yang dibacanya dalam
kaitan yang mudah di pahami
b.
Mengkaitkan fakta yang satu dengana fakta
yang lain atau menghubungkannya dengan fakta dan konteks
Tingkat
pemahaman dalam membaca berkaitan pula dengan sistem membaca yang dipakainya.
Umumnya orang cenderung langsung membaca teks tanpa mempersiapkan prakondisi
sehingga pembacaaan tersebut menjadi tidak efektif.
Ada
beberapa sistem membaca, antara lain:
1. SQ3R : survey-question-read-recite-review
2. SQ4R :
survey-question-read-recite-rite-review
3. POINT : purpose-overview-interpret-note-test
4. OK4R : overview-key
ideas-read-summarize-test
Salah satu sistem yang banyak dikenal dan
dipakai orang adalah SQ3R. Sistem membaca SQ3R dikemukakan oleh Francis P.
Robinson pada tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima
langkah, yaitu:
1.
SURVEI
Survei atau prabaca adalah teknik mengenal
bahan sebelum membacanya secara lengkap. Tujuan survei adalah
a.
mempercepat menangkap
arti
b.
mendapatkan abastrak
c.
mengetahui ide-ide
penting
d.
melihan
susunan (organisasi) bahan bacaan
e.
mendapatkan
minat perhatian yang seksama terhadap bacaan
f.
memudahkan
mengingat lebih banyak dan memahami lebih mudah
Jenis-jenis survei yang dilakukan di
antaranya:
- Teknik survei buku
- Teknik survei bab
- Teknik survei artikel
- Teknik survei klipping
2. QUESTION
Pada langkah ini kita mengajukan pertanyaan
sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan.
3.
READ
Perlu disadari bahwa membaca merupakan
langkah ketiga, bukan langkah pertama.
4.
RECITE/RECALL
Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan
seperlunya.
5.
REVIEW
Pada tahal ini Anda mencoba mengingat
kembali dengan membaca ulang bacaan yang Anda baca.
Menemukan
Ide Pokok Wacana
Memahami
suatu teks berarti memahami ide pokok yang hendak disampaikan oleh penulis teks
tersebut. Untuk itu fokus pembacaan haruslah diletakkan pada usaha memahami ide
pokok penulis. Ide pokok suatu buku
dapat dikenali dalam:
a. ikhtisar
umum yang ada di awal buku
b. ikhtisar bab
c. ikhtisar bagian bab
d. ide pokok paragraf
Kadang-kadang orang terlalu membuang
waktu untuk detail sebelum dia menemukan ide pokoknya. Detail adalah fakta atau
informasi yang dikemas dalam paragraf untuk membuktikan, menjabarkan, dan
memberikan contoh yang mendukung ide pokok. Salah satu cara mengenali detail
penting adalah dengan mencari petunjuk-petunjuk yang digunakan oleh penulis
untuk membantu pembaca, antara lain dengan:
a. ditulis cetak miring
b. digaris bawahi
c. dicetak tebal
d. dibubuhi angka-angka
e. ditulis
dengan kode huruf (a,b,c,d)
Kata-kata kunci merupakan kata
penuntun untuk membantu mengetahui jalan pikiran penulis. Kata kunci antara lain:
a. ungkapan penekanan
b. kata yang mengubah
arah
c. kata ilustrasi
d. kata tambahan
e. kata simpulan
Pentingnya Membaca Pemahaman
Manusia dikenal sebagai mahkluk multidimensional. Sebagai
mahkluk multidimensional, manusia memiliki banyak sebutan. Beberapa diantaranya
adalah sebagai mahkluk yang menggunakan simbol, sebagai mahkluk berpikir,
sebagai mahkluk politik, dan sebagai mahkluk sosial. Apapun sebutannya, manusia
tidak bisa terlepas dari aktivitas berhubungan dengan yang lainnya. Dengan kata
lain, manusia tidak bisa hidup sendirian, melainkan dia selalu membutuhkan
orang lain. Demikianlah, manusia dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari
aktivitas berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu media komunikasi utama
yang digunakan oleh manusia.
Komunikasi yang menggunakan media bahasa ini disebut komunikasi
verbal. Sebelum dikenal bahasa tulis, manusia berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa lisan. Dengan demikian, kemampuan berbahasa yang mereka miliki terbatas
pada berbicara dan mendengarkan saja. Dengan adanya kemajuan peradaban, manusia merasakan adanya keter
batasan dalam berkomunikasi secara lisan. Informasi yang tersimpan dalam bahasa
lisan akan hilang begitu saja setelah komunikasi lisan selesai. Komunikasi
lisan tidak bisa menembus hambatan waktu. Oleh kare na itulah, kemudian manusia
menciptakan simbol-simbol tulis untuk menggambarkan bahasa lisannya. Dalam
komunikasi tulis, ada dua kemampuan yang terlibat, yaitu menulis dan membaca.
Demkianlah, sampai
perkembangan peradaban sekarang, manusia mengenal adanya tindak komunikasi yang
meliputi empat kemampuan berbahasa, yaitu berbicara, mendengarkan, membaca, dan
menulis. Berbicara dan mendengarkan termasuk kemampuan berbahasa lisan. Menulis
dan membaca merupakan kemampuan berbahasa tulis. Ke empat kemampuan berbahasa
ini bersifat integratif yang dapat di istilahkan dengan catur tunggal kemampuan
berbahasa. Sejak dikenal bahasa tulis, aktivitas membaca menjadi
sangat penting. Kegiatan membaca, utamanya membaca memiliki nilai yang sangat
strategi dalam upaya pengembangan diri. Melalui membaca pemahaman ini, orang
dapat menggali dan mencari berbagai macam ilmu dan pengetahuan yang tersimpan
di dalam buku-buku dan media tulis yang lain. Membaca pemahaman disini dapat di
ibaratkan sebagai kunci pembuka gudang ilmu pengetahuan karena melalui
pemahaman seseorang terhadap suatu bacaan maka ia akan mendapatkan informasi dan
pengetahuan yang lebih.
Pentingnya membaca, utamanya membaca pemahaman bagi seseoarang
patut kita sadari. Membaca pemahaman masih terus akan dibutuhkan sebagai alat
untuk mempelajari berbagai bidang ilmu. Hal ini terutama sangat dirasakan oleh
para pelajar. Melalui membaca pemahaman, seseoarang akan terbantu dalam rangka
pengembangan kemampuan akademik, keahlian, dan kecerdasan. Dalam kehidupan
masyarakat modern yang kompleks, kemampuan seseorang dalam membaca pemahaman
sangat diperlukan dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Selain itu,
membaca pemahaman akan memberikan nilai plus terhadap pembacanya. Dalam hal
ini, pembaca akan memperoleh informasi-informasi yang lebih dan beragam.
Demikianlah betapa pentingnya membaca pemahaman dalam kehidupan
kita sehari-hari.Penguasaan informasi melalui membaca pemahaman akan memberikan
jalan terang bagi seseorang untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Kualifikasi Membaca Pemahaman
Beberapa tingkatan
dalam membaca pemahaman. Hal ini disampaikan oleh Thomas Barret dalam buku
taksonomi kemampuan membaca, di antaranya adalah:
1. Pemahaman Literal
Pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dinyatakan
secara eksplisit dalam teks, pemahaman informasi secara eksplisit di dalam teks.
Pemahaman literal atau hafiah adalah kemampuan memahami ide-ide yang dinyatakan
secara eksplisit dalam teks. Pemahaman literal lazim juga disebut dengan
pemahaman tersurat. Dalam taksonomi Barret, pemahaman literal merupakan tingkat
pemahaman yang paling rendah tetapi penting sebelum menginjak ke tingkat
pemahaman selanjutnya.
Dalam pemahaman literal, pembaca dituntut memiliki kemampuan
mengenali teks atau recognition yang berupa:
- Karakter tokoh
- Ide
- Urutan
- Perbandingan
- Rincian
Selain itu, pembaca juga dituntut memilki kemampuan mengingat
kembali teks. Dalam hal ini ada beberapa indicator:
- Bagaimana
- Apa sebabnya
- Katakanlah
- Sebutkanlah
- Daftarlah
2. Pemahaman Reorganisasi
Pemahaman reorganisasi adalah kemampuan pemahaman untuk menganalisis,
menyintesis, atau mengorganisasikan informasi yang dinyatakan secara eksplisit
dalam teks. Kemampuan mengorganisasikan kembali meliputi kemampuan
mengklasifikasikan, merangkum, mengikhtisarkan, dan menyintesiskan.
3. Pemahaman Inferensial
Pemahaman inferensial adalah kemampuan memahami informasi yang
dinyatakan secara tidak langsung dalam teks. Memahami teks secara inferensial
berarti memahami apa yang diimpilkasikan oleh informasi-informasi yang
dinyatakan secara eksplisit. Burns dan Roe (1980) dan Nuttall menyatakan
pemahaman inferensial sebagai pemahaman interpretatif. Hal-hal yang dilakukan
dalam pemahaman inferensial:
a)
Menginferensi rincian penguat, yaitu menduga informasi atau
fakta-fakta yang mungkin perlu ditambahkan dalam teks.
b)
Menginferensi ide utama, yaitu menyimpulkan ide utama yang tidak
dinyatakan secara eksplisit di dalam teks.
c)
Menginferensi urutan, yaitu menduga kejadian atau tindakan yang
mungkin terjadi dalam urutan peristiwa yang dinyatakan eksplisit dalam teks.
d)
Menginferensi perbandingan, yaitu menduga persamaan dan perbanndingan
antara dua hal yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam teks.
e)
Menginferensi hubungan sebab- akibat, yaitu membuat simpulan dalam
teks.
f)
Menginferensi karakter pelaku, yaitu menduga atau memprediksi
sifat pelaku berdasar teks eksplisit.
g)
Memprediksi hasil atau kelanjutan, yaitu menduga hasil atau
kelanjutan dari teks, setelah membaca sebagian teks.
h)
Menafsirkan bahasa figuratif, yaitu menafsirkan makna hafiah dari
bahasa kias di dalam teks.
4. Pemahaman Evaluasi
Pemahaman evaluasi adalah kemampuan mengevaluasi materi teks.
Pemahaman evaluasi pada dasarnya sama dengan pemahaman membaca kritis. Dalam
pemahaman ini, pembaca membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan
norma-norma tertentu, dan dengan pengetahuaan serta latar belakang pengalaman
pembaca sendiri untuk membuat penilaiaan berbagai hal yang berkaitan dengan
materi teks.
Pemahaman evaluasi memerlukan kemampuan:
a. Keputusan tentang
realitas atau santai
b. Keputusan tentang
fakta atau opini (ada dasar yang cukup sebagai dasar penulisan, simpulan, dan
tujuan penulisan)
c. Keputusan tentang kesahihan, sesuai dengan
materi sejenis atau sebelumnya
d. Keputusan tentang ketepatan
e. Keputusan tentang
kebenaran dan, apakah sesuai dengan sistem nilai, moral, dan etika yang berlaku.
5. Pemahaman Apresiasi
Pemahaman apresiasi merupakan kemampuan untuk mengungkapkan
respon emosional dan estetis terhadap teks sesuai dengan standar pribadi dan
standar profesional mengenai, bentuk sastra, gaya, jenis, dan teori sastra.
Pemahaman apresiasi melibatkan seluruh dimensi kognitif yang terlibat dalam
tingkatan pemahaman sebelumnya, karena apresiasi berkaitan dengan pesikologi dan estetis terhadap teks (Hafni,
1981). Ada beberapa kemampuan yang diperlukan:
a. Kemampuan merespon teks secara emosional
b. Kemampuan mengidentifikasi diri dengan pelaku dalam teks dan
peristiwa yang terjadi
c. Kemampuan mereaksi bahasa pengarang
d. Kemamapuan imagenery, pembaca mengungkapkan kembali apa yang
seakan- akan dilihat, didengar, dicium,
dan dirasakan.
Langkah-langkah dalam Membaca Pemahaman
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membaca pemahaman:
a. membaca teks secara berulang-ulang
a. membaca teks secara berulang-ulang
b. menuliskan kembali hal-hal yang dianggap penting
c. membuat kesimpulan tentang isi teks
d. merespon atau mempraktekan isi bacaan, dalam hal ini menyeleksi bacaan.
Aspek-aspek Membaca
Pemahaman
1. Aspek Sensori
Proses membaca ini dimulai
dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis
dan indra penglihatan. Dari sini anak-anak belajar membedakan secara visual diantara
simbol-simbol grafis (huruf atau kata) yang digunakan untuk mempresentasikan
bahasa lisan.
2. Aspek Perseptual
Selanjutnya adalah tindakan
perceptual, yaitu aktivitasmengenal suatu kata sampai pada maknanya berdasarkan
pengalaman yang diperoleh. Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca.Karena
dengan sering membaca anak-anak memiliki pengalaman yang luas dalam memahami
berbagai kosa kata dan konsep.
3. Aspek Berfikir
Dalam aktivitas membaca
terdapat proses berfikir untuk dapat memahami bacaan dengan syarat pembaca
terlebih dahulu memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya melalui proses
asosiasi dan eksperimental. Kemudian membuat simpulan dengan cara mengaitkan isi
preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Agar siswa mampu memahami materi
bacaan, maka ia harus mampu berfikir secara sistematis, logis dan kreatif.
Sehingga nantinya dapat meningkatkan kemampuan berfikir melalui bahan bacaan
yang telah dibaca. Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna
adalah bagian dari aspek asosiasi dalam membaca.Anak-anak Belajar
menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna. Tanpa kedua
kemampuan asosiasi tersebut siswa tidak mungkin dapat memahami sebuah teks.
4. Aspek Afektif
Pada aspek afektif ini
merupakan proses membaca yang berkaitan dengan kegiatan memusatkan perhatian,
membangkitkan kegemaran membaca (sesuai dengan minatnya), dan menumbuhkan motivasi
membaca ketika sedang membaca. Pemusatan perhatian,kesenangan dan motivasi yang
tinggi merupakan hal yang diperlukan dalam membaca. Tanpa adanya perhatian yang
penuh ketika membaca, maka siswa akan sulit memahami suatu bacaan. Aspek ke
sembilan ialah aspek pemberian gagasan. Aspek ini dimulai dari penggunaan
sensori dan perceptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif
serta membangun makna teks yang dibaca oleh siswa. Tidak semua makna bisa
dibangun berdasarkan pada teks yang dibaca melainkan bisa dari faktor latar
belakang pengalaman pembaca.
HIDUP ITU MAJU KEDEPAN! BUKAN MUNDUR KE BELAKANG! LUPAKAN YG
TELAH BERLALU! JADIKAN IA PATOKAN UNTUK LEBIH BAIK DIMASA DEPAN